Bisa dibilang, kehadiran beberapa jenis manga dan anime seperti Astroboy memiliki konstribusi penting dalam pembentukan perspektif positif masyarakat Jepang terhadap robot.
Cikal bakal robot di Jepang telah ada sejak zaman Edo, sekitar tahun 1603-1867. Edo sendiri adalah sebuah boneka mekanik yang dikenal sebagai Karakuri Ningyo, dibuat pada abad ke-18 hingga abad ke-19.
Berawal Dari Tukang Kayu
Karakuri memiliki arti alat mekanik untuk mengusik, sementara Ningyo ditulis sebagai dua aksara terpisah yang berarti orang dan bentuk. Jika kedua kata itu digabungkan dapat diterjemahkan sebagai boneka atau patung ukiran.
Pada zaman Edo, sebagian besar tukang kayu di Jepang sudah mampu membuat automata alias mesin yang mampu beroperasi sendiri - dilengkapi katrol dan pemberat agar dapat bergerak.
Meskipun teknologinya sederhana, robot-robot itu mampu melakukan beberapa gerakan yang menakjubkan, seperti bisa mengoperasikan senjata panah, menghidangkan teh, menulis, dan lainnya.
Ketika Kokukyocho menangis, mata Gakutensoku tertutup dan ekspresi wajahnya menjadi termenung. Namun ketika lampu di tangan kanannya menyala, Gakutensoku mulai menulis kata dengan pena. Namun sayang, menurut informasi robot ini hilang saat pameran di Jerman pada tahun 1939.
Robot mulai benar-benar dikembangkan di Jepang sejak tahun 1973 oleh Professor Ichiro Kato dari Universitas Waseda. Ia dikenal sebagai bapak robotika Jepang, karena keahliannya dalam menciptakan banyak robot humanoid
Robot pertama yang dibuat Kato adalah Walbot 1, yang berjalan di atas dua kaki serta dapat berputar dan melebar ke samping. Kato mengklaim, robot itu memiliki IQ yang setara dengan bocah berusia 2 tahun.
Kemudian, tahun 1984, Kato memperkenalkan Walbot 2 yang mampu memainkan piano dengan membaca not balok di atas kertas dan memainkan tuts dengan kaki secara bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar